Sunday, July 25, 2010

Pesawat Bertenaga Surya Uji Terbang 24 Jam



Pesawat bertenaga surya yang oleh pembuatnya diharapkan bisa mengelilingi dunia dengan menggunakan energi matahari, lepas landas untuk tes terbang 24 jam pertama.

Pesawat dengan lebar sayap 262,5 kaki (80 meter) ada di lapangan udara Payerne Swiss setelah masalah peralatan terselesaikan, kata tim Solar Impulse.

Pilot Andre Borschberg akan membawa prototipe ini pada ketinggian 27.900 kaki (8.500 meter) ketika keputusan akan dibuat apakah menerbangkan pesawat pada malam hari menggunakan tenaga surya yang disimpan dalam baterainya.

"Tujuan dari proyek ini adalah untuk memiliki pesawat terbang bertenaga surya pada siang dan malam tanpa bahan bakar," kata tim pendiri Bertrand Piccard, menambahkan bahwa uji terbang ini langkah utama ketiga setelah lompanan pertama dan perpanjangan penerbangan awal tahun ini. Tujuan akhir adalah menunjukkan apakah layak untuk menerbangkan pesawat itu ke seluruh dunia.

"Penerbangan ini sangat penting bagi kredibilitas proyek," kata Piccard, seorang penerbang pemecah rekor yang ayah dan kakeknya juga perintis pesawat udara dan kapal selam.

Tim ini berharap melakukan penerbangan uji 24-jamnya pekan lalu, ketika hari di belahan bumi utara lebih lama, dengan 12.000 sel surya yang dikumpulkan pesawat sebelum terbang sepanjang malam.

Tapi ada masalah dengan peralatan kunci komunikasinya, memaksa tim menahan pesawat di daratan untuk modifikasi. Setiap aspek dari pesawat dipantau oleh insinyur di daratan, dengan sebagian besar dimasukkan ke situs web tim dan halaman Twitter.

Borscherg, satu-satunya pilot pesawat akan memutuskannya apakah akan diteruskan sepanjang malam. Jika diteruskan, pesawat perlahan-lahan akan turun ke 4.920 kaki (1.500 meter) sebelum tengah malam, di mana Borschberg akan mencoba mendarat pada fajar.

Piccard yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia nonstop dalam sebuah balon, Breitling Orbiter III pada 1999, mengatakan jika berhasil maka berikutnya adalah menyeberangi Atlantik.

“Prototipe kedua lebih ringan dan melibatkan tantangan-tantangan baru yang berbahaya,” katanya. (inilah.com/ humasristek)

Sumber : ristek.com

No comments:

Post a Comment