Monday, August 23, 2010

Pengelolaan Sistem Informasi Nasional (SIMNAS)

Pengelolaan Sistem Informasi Nasional

Dibentuk BUMN IT yang akan mengelola semua kebutuhan pengolahan data negara

Sistem Informasi Nasional di Indonesia sebenarnya masih harus banyak di benahi di sana sini. Banyaknya kendala yang di temui menjadi penghambat dalam pengembangan Sistem Informasi Nasional. Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dan biaya infrastruktur yang mahal. Masih banyak sekali perusahaan – perusahaan di indonesia yang masih belum menggunakan teknologi dalam mengelola data – datanya, terutama perusahaan – perusahaan milik negara. Padahal dengan adanya teknologi, pengelolaan data akan menjadi lebih mudah, praktis, cepat dan tentu saja aman. Mungkin di beberapa tempat, data – data sudah dikelola dengan sistem komputerisasi, namun sistem tersebut belum terintegrasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. Jadi bisa dibayangkan, apabila kita ingin mengambil data di daerah yang jauh, Papua misalnya. Kita harus datang ke tempat yang bersangkutan untuk mengambil data yang diperlukan. Tentu saja hal ini membutuhkan biaya yang mahal dan waktu yang terbuang percuma.

Berkembangnya teknologi di perusahaan – perusahaan swasta, membuat perusahaan negara menjadi tertinggal jauh di belakang. Padahal menurut saya, seharusnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus lebih berteknologi di bandingkan dengan Perusahaan swasta. Karena sesungguhnya perusahaan negara adalah faktor penunjang ekonomi bangsa. Namun pada kenyataannya, masyarakat indonesia lebih memilih perusahaan – perusahaan swasta. Karena menurut mereka, perusahaan tersebut lebih terpercaya.

Sebetulnya, di beberapa daerah, banyak pihak – pihak yang sudah mengembangkan Sistem Informasi Daerah secara efisien. Mereka seolah berlomba dengan pusat, tentang membuat informasi – informasi yang di butuhkan masyarakat. Namun karena kendala yang di alami, seperti yang saya katakan sebelumnya, sistem ini belum saling terintegrasi antara daerah satu dengan daerah yang lain, dan antara setiap daerah dengan pusat. Jadi Sistem Informasi Nasional masih tidak dapat diwujudkan.

Apabila teknologi ini tidak di kelola dengan baik, maka Sistem Informasi Nasional di Indonesia tidak akan terwujud. Karena apa? Karena setiap perusahaan, baik itu negara, ataupun swasta berlomba – lomba untuk membuat sebuah terobosan, dengan mengembangan Sistem Informasi yang bersifat lokal, atau daerah. Oleh karena itu, harus dibentuk sebuah Perusahaan Milik Negara, yang bertugas untuk mengelola semua informasi dan data – data negara. Dimana data tersebut di ambil dari database si pencari informasi yang tersebar di seluruh daerah. Dengan begini, Sistem Informasi Nasional bukan tidak hanya terwujud, tetapi memajukan derajat Indonesia di bidang Teknologi, untuk bersaing dengan negara – negara lain.

Memberdayakan BPS (Biro Pusat Statistik)

Apakah BPS Itu?

Badan Pusat Statistik yang dulunya adalah Biro Pusat Statistik adalah Lembaga Pemerintah Non-Departemen yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Lembaga ini menyediakan berbagai macam informasi yang memang di cari oleh masyarakat. Seperti informasi tentang ekspor – impor, informasi pertanian, informasi perkebunan, kependudukan, pariwisata, kesehatan, keuangan, dll. Untuk lebih lengkapnya bisa lihat DISINI.

Berdasarkan undang-undang yang peranan yang harus dijalankan oleh BPS adalah sebagai berikut :
• Menyediakan kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat. Data ini didapatkan dari sensus atau survey yang dilakukan sendiri dan juga dari departemen atau lembaga pemerintahan lainnya sebagai data sekunder
• Membantu kegiatan statistik di departemen, lembaga pemerintah atau institusi lainnya, dalam membangun sistem perstatistikan nasional.
• Mengembangkan dan mempromosikan standar teknik dan metodologi statistik, dan menyediakan pelayanan pada bidang pendidikan dan pelatihan statistik.
• Membangun kerjasama dengan institusi internasional dan negara lain untuk kepentingan perkembangan statistik Indonesia.

Dari sini kita lihat, bahwa BPS memiliki peranan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Namun hal ini belum berhasil apabila dari masyarakat sendiri tidak memiliki kesadaran untuk mendukung berkembangnya Sistem Informasi Nasional. Oleh karena itu, agar hal ini berjalan dengan sebaik mungkin, masyarakat harus diberi himbauan, bahwa dengan memberdayakan Badan Pusat Statistik, kita sudah membantu indonesia untuk mewujudkan sistem infornasi nasional.

Wednesday, August 11, 2010

Teknologi Pengaman Data

Keamanan dalam teknologi dunia maya pada saat ini sangat diperlukan mengingat banyaknya masyarakat yang sudah mengenal teknologi tersebut, sehingga banyak kecederungan ingin mengetahui atau bahkan mencuri sesuatu yang sifatnya sangat rahasia atau hak cipta yang dilindungi oleh undang-undang untuk mencari keuntungan individu dengan cara meng-krek atau lebih dikenal dengan sebutan hacker

Untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan tersebut perlu adanya cara bagaimana supaya para haker tidak dapat membuka atau mencuri dokumen-dokumen yang sifatnya rahasia dan hanya orang tertentu yang dapat mengakses. Banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk mengatasi keamanan data, namun jika kata sandi atau password harus diingat atau kunci lain yang harus disembunyikan kemungkinan besar kita akan lupa.

Bisa di bayangkan ketika kita memiliki sebuah data yang amat sangat penting dan bersifat rahasia, tiba – tiba kita lupa password untuk membukanya? Atau tiba – tiba saja data rahasia kita di serang oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab (hacker) karena sistem kemanan yang tidak kuat. Apa yang akan terjadi? Apakah kita akan merelakan datanya begitu saja? Padahal kita susah payah membuat data – data itu. Belum lagi dimarahi atasan karena kerja yang tidak becus (ok, ini lebay) Bukankah hal itu sangat riskan?

Untuk mengatasi hal – hal yang tidak diinginkan di atas maka dikembangkanlah teknologi – teknologi untuk mengamankan data. Salah satunya adalah teknologi biometrik yaitu suatu metode keamanan database dengan menggunakan anggota badan seperti sidik jari, geometri tangan, retina (mata),suara dan wajah sebagai pengganti password. Teknologi ini memiliki keunggulan sifat tidak dapat dihilangkan, dilupakan atau dipindahkan dari satu orang ke orang lain, juga sulit ditiru atau dipalsukan.

Teknologi biometrik dikembangkan karena dapat memenuhi dua fungsi yaitu identifikasi dan verifikasi,disamping itu biometrik memiliki karakteristik seperti, tidak dapat hilang, tidak dapat lupa dan tidak mudah dipalsukan karena keberadaanya melekat pada manusia, dimana satu dengan yang lain tidak akan sama, maka keunikannya akan lebih terjamin.

Dari konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa autentification dalam security adalah hal yang sangat penting untuk menjaga keamanan data, namun sudah banyak teknologi yang diterapkan untuk mejaga keautentikan tersebut, akan tetapi hal itu banyak kendala dalam penerapanya dan masih kurang memberikan perlindungan yang aman. Teknologi biometrik menawarkan autentikasi secara biologis memungkinkan sistem dapat mengenali penggunanya lebih tepat. Terdapat beberapa metode diantaranya : fingerprint scanning, retina scanning, dan DNA scanning.

Fingerprint mungkin merupakan yang paling banyak di temui. Karena teknologi ini sudah banyak diterapkan di perusahaan – perusahaan, sekolah, rumah sakit, atau bahkan di perangkat komputer jinjing (laptop). Dengan adanya teknologi ini kita hanya tinggal menyentuhkan jari kita di tempat yang di sediakan, dan dengan sendirinya alat tersebut akan mengautentikasi diri kita. Hal ini dapat mencegah adanya kejahatan dengan memalsukan identitas. Karena selain sidik jari yang terdaftar pada alat fingerprint, maka orang tersebut tidak dikenal sehingga tidak dapat mengakses data yang ada.

Teknologi ini masih terus di kembangkan, karena para peneliti yakin teknologi ini merupakan teknologi yang paling aman untuk mengamankan data, setidaknya untuk saat ini.

sumber : cert.or.id

Kasus - kasus kejahatan dengan menggunakan Teknologi

Kebutuhan akan teknologi Jaringan Komputer semakin meningkat. Selain sebagai media penyedia informasi, melalui Internet pula kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar, dan terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas negara. Bahkan melalui jaringan ini kegiatan pasar di dunia bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet, apapun dapat dilakukan. Tak bisa dipungkiri dengan adanya teknologi internet, banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil. Tapi tak sedikit pula resiko ataupun dampak negatif yang tak bisa di hindari dengan adanya internet. Jika tidak digunakan dengan bijaksana, internet akan berbalik menyerang kita dengan dampak – dampak yang negatif.

Seiring dengan perkembangan teknologi Internet, menyebabkan munculnya kejahatan yang disebut dengan "CyberCrime" atau kejahatan melalui jaringan Internet. Munculnya beberapa kasus "CyberCrime" di Indonesia, seperti pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak dikehendaki ke dalam programm komputer. Sehingga dalam kejahatan komputer dimungkinkan adanya delik formil dan delik materil. Delik formil adalah perbuatan seseorang yang memasuki komputer orang lain tanpa ijin, sedangkan delik materil adalah perbuatan yang menimbulkan akibat kerugian bagi orang lain. Adanya CyberCrime telah menjadi ancaman stabilitas, sehingga pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan yang dilakukan dengan teknologi komputer, khususnya jaringan internet.

Mungkin banyak sekali kasus – kasus kejahatan yang terjadi dengan menggunakan teknologi ini. Belum lama masyarakat di hebohkan oleh kasus pembobolan ATM yang dilakukan secara besar – besaran, yang melibatkan beberapa Bank besar di Indonesia. Kasus ini sempat meresahkan masyarakat karena ratusan nasabah bank mengaku telah kehilangan uang di dalam rekeningnya padahal mereka tidak menggunakannya. Kasus ini ternyata menggunakan sebuah alat yang bernama skimmer. Alat itu konon bisa mengcopy data kartu ATM asli nasabah, termasuk PIN, tidak lebih dari satu menit. Pemakaian alat canggih ini mengindikasikan pelaku berasal dari sindikat internasional. Memang pembobolan ATM lewat skimmer sudah banyak terjadi di mancanegara. Banyak negara telah menjadikan pembobol ATM dengan skimmer ini sebagai public enemy karena bisa menggoyahkan stabilitas ekonomi, khususnya bisnis perbankan yang berdasar pada kepercayaan.

Lalu ada lagi kasus yang paling sering ditemui di masyarakat, yaitu penyalahgunaan teknologi di dalam situs jejaring sosial. Kasus ini adalah kasus yang paling buruk. Dari mulai meng-upload video – video porno, atau menyalahgunakan foto seseorang yang telah di edit, menyatukannya dengan foto orang lain yang sedang berpose tidak senonoh sampai tidak mengenakan baju sama sekali. Kasus pornografi ini lah yang sering di temukan. Terutama di situs situs tertentu. Kasus ini dibilang sangat buruk, karena hal ini sudah menyangkut privasi dan nama baik seseorang. Banyak artis – artis yang dirugikan karena tersebarnya foto – foto vulgar mereka di internet, padahal mereka sama sekali tidak pernah melakukannya.

Tidak hanya artis, orang biasa pun bisa menjadi korban. Dengan foto – foto hasil ‘editan’ itu, nama baik si korban akan tercemar. Selain mencemarkan nama baik, kasus ini juga dapat menyebabkan trauma yang besar terhadap korban. Hal ini sungguh sangat disayangkan, mengingat perbuatan itu adalah fitnah, dimana fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.

Kasus – kasus di atas hanyalah segelintir kasus yang kita temukan di sekitar kita. Hal ini membuktikan bahwa apabila teknologi di salahgunakan, maka hasilnya akan berakibat fatal dan juga sangat merugikan orang lain. Untuk itu, marilah kita menggunakan teknologi untuk hal yang positif, jangan sampai perbuatan yang kita lakukan menjadi ancaman bagi orang lain.

Untuk para cyber crime, sadarlah. Setiap perbuatan pasti ada balasan yangs setimpal. Daripada ‘kreatif’ mengedit2 foto orang lain, lebih baik pikiran ‘kreatif’ kita itu digunakan untuk hal – hal yang bermanfaat untuk orang banyak.

I wonder if I.......

Bicara tentang Sistem Informasi Nasional di Indonesia, tentu saja masih banyak pendapat – pendapat yang mengatakan bahwa Sistem Informasi Nasional atau SIMNAS tersebut masih jauh dari sempurna. Banyak kekurangan – kekurangan yang harus di benahi di sana – sini.

Dan jika saya berandai – andai, apabila presiden, mempercayakan kepada saya untuk membenahi Sistem Informasi Nasional dengan memberikan dana sebesar 1 trilyun, Apa yang akan saya lakukan?

Tentu saja banyak sekali yang berkecamuk dalam pikiran saya seandainya hal itu terjadi. Dari membenahi sistem database di seluruh indonesia, atau membuat fasilitas – fasilitas umum yang canggih, yang semuanya sudah terkomputerisasi, seperti negara Singapura.

Tapi setelah berpikir lebih jauh, sungguh naif bila memikirkan suatu proyek baru, sementara proyek yang lain masih terbengkalai. Contohnya proyek e-government yang sudah berjalan beberapa tahun lamanya, namun masih belum ada perubahan yang signifikan. Oleh karena itu, mungkin saya akan memulai membenahi sistem informasi nasional, dimulai dari e-government terlebih dahulu.

Seperti yang sudah saya jelaskan pada postingan sebelumnya, E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat.

Dan seperti yang di ketahui, e-government ini sering menemui kendala – kendala. Seperti Sumber Daya Manusia yang tidak mencukupi, Infrastruktur yang belum memadai dan mahal, juga keterbatasan tempat untuk mengakses. Seperti yang kita ketahui, belum semua daerah di indonesia, terutama di pelosok – pelosok desa memiliki koneksi internet. Oleh karena itu mungkin dengan dana yang diberikan, saya akan memulai membenahi sistem e-government dari :

• Meratakan teknologi internet ke seluruh jaringan di indonesia. Mungkin dengan cara bekerja sama dengan Internet Service Provider (ISP) tertentu seperti Telkom, untuk membangun beberapa akses point di seluruh indonesia. Minimal di tempat – tempat umum, seperti Sekolah, Warnet, atau Perpustakaan umum.

• Sumber Daya Manusia merupakan hal yang paling penting dalam menjalankan sistem e-government ini. Memang kenyataan bahwa banyak pegawai negeri di Indonesia masih belum mengerti tentang teknologi. Mereka masih menggunakan cara lama, yaitu bertemu langsung, atau melalui telepon. Terutama untuk usia 40 tahun ke atas. Masih banyak yang belum mengerti bagaimana cara mengoperasikan komputer. Bayangkan jika peralatan seperti komputer dan akses internet yang dimiliki sudah canggih, namun para pekerja tidak mampu mengoperasikannya? Sungguh miris bukan? Untuk itulah perlu di adakan penyuluhan – penyuluhan atau kursus singkat tentang penggunaan komputer, dan cara pengoperasian e-government itu sendiri.

• Membuat software atau program yang di butuhkan secara maksimal, dengan mempekerjakan profesional IT yang handal. Akan lebih baik lagi jika menggunakan sistem Open Source untuk membuat software yang diperlukan, sehingga tidak di perlukan lisensi untuk memakainya. Hal ini dapat mengirit biaya infrastruktur.

• Mengumumkan kepada masyarakat manfaat – manfaat e-government. Dengan begitu masyarakat akan lebih sadar akan teknologi dan mau menggunakannya demi kemajuan teknologi di Indonesia.

Mudah – mudahan dengan membenahi sistem e-government dari hal – hal yang saya ajukan di atas, Sistem tersebut akan berjalan lebih maksimal. Bagaimanapun keberhasilan e-government bukan terletak pada seberapa canggih teknologi yang di gunakan, tapi seberapa besar manfaat yang di ambil dari informasi yang di berikan, kepada masyarakat.

e-government sebagai Sistem Informasi Nasional (SIMNAS)

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) telah semakin luas khususnya penggunaan Teknologi Informasi (TI). Penggunaan TI ini tidak lagi terbatas pada bidang-bidang tertentu, melainkan juga telah meluas pada bidang-bidang lain seperti bidang penelitian dan pengembangan (litbang), pendidikan, pertahanan dan keamanan, sosial, perdagangan, dan sebagainya.

Pendayagunaan TI semakin menjanjikan efisiensi karena dapat mempercepat penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Oleh sebab itu TI telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia bahkan di tingkat rumah tangga. Dengan adanya manfaat dan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari pemanfaatan TI ini maka teknologi informasi ini juga telah diterapkan dalam praktek pemerintahan di beberapa negara.

Di Indonesia, sedang di lakukan sistem pemerintahan dengan menggunakan teknologi atau yang biasa di sebut e-government. E-government adalah penggunaan teknologi informasi dan telekomunikasi untuk administrasi pemerintahan yang efisien dan efektif, serta memberikan pelayanan yang transparan dan memuaskan kepada masyarakat.

Manfaat e-government tersebut antara lain :

• Penyediaan sumber informasi, khususnya informasi yang sering dicari oleh masyarakat. Misalnya, Siapa gubernur di daerah Jawa Barat? Berapa jumlah sekolah yang ada di daerah Jakarta? Berapa besar pendapatan daerah di setiap tahunnya? Informasi - informasi seperti itu harus di sediakan di setiap daerah, dengan terus mengupdate database yang ada dalam pemerintah daerah masing – masing.
• Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi dapat disediakan 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari kantor, rumah, tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
• Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi) maka diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik. Keterbukaan ini menghilangkan saling curiga dan kekesalan dari kesemua pihak.
• Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien.

E-government dapatlah digolongkan dalam empat tingkatan.

1. Level informasi; dimana e-government hanya digunakan untuk sarana publikasi informasi pemerintah secara on-line, misalnya profil daerah, peraturan, dokumen, dan formulir.
2. Level interaksi; dimana e-government sudah menyediakan sarana untuk interaksi dua arah antara pejabat pemerintah dengan masyarakat sebagai pengguna layanan publik, misalnya dalam bentuk sarana untuk menampung keluhan, forum diksusi, atau hotline nomor telepon atau email pejabat.
3. Level transaksi; di mana e-government sudah menyediakan sarana untuk bertransaksi bagi masyarakat dalam menggunakan layanan publik, yakni transaksi yang melahirkan kesepakatan (deal) yang dapat disertai dengan pembayaran sebagai akibat dinikmatinya layanan publik yang telah digunakan. Misalnya trasaksi untuk pembayaran pajak atau retibusi.
4. Level integrasi, dimana semua pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah disamping disediakan secara konvensional juga disediakan secara online melalui e-government.

Di manakah letak Indonesia? Kita baru dapat menggolongkannya sampai tingkat ketiga pada tahun 2003 ini. Umumnya kantor pemerintahan di Indonesia berada pada tingkat pertama, yang hanya sebatas memberi informasi kepada masyarakat melalui website. Sebagian kecil kantor pemerintahan sudah pada level kedua dan ketiga, yang di antaranya berupa Sistem Informasi Manajemen Satu Atap (SIMTAP) yang telah dikembangkan oleh beberapa pemerintah daerah.

Singapura adalah contoh negara yang sudah sampai level keempat yang berupa interaksi antara masyarakat dan seluruh kantor pemerintah. Hal ini membuktikan bahwa sesungguhnya Sistem Informasi Nasional di indonesia masih tertinggal jauh dengan negara – negara lainnya. Memang, untuk menjalankan sistem e-government ini, banyak sekali kendala yang di alami. Sumber Daya Manusia misalnya. Masih banyak masyarakat yang masih awam dengan teknologi. Belum lagi biaya Infrastruktur yang sangat mahal. Hal ini membuat perkembangan e-government menjadi terhambat.

Selain itu, terlambatnya ide Sistem Informasi Nasional, membuat Sistem Informasi di daerah lebih maju dari pada pusat. Mereka berlomba – lomba untuk membuat sistem informasi daerah yang sudah saling terintegrasi antara daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini patut di acungi jempol, berarti bangsa Indonesia sudah memiliki kemajuan dalam mengembangkan teknologi di negara kita ini. Namun tentu saja hal tidak sempurna, mengingat kita harus membangun Sistem Informasi Nasional, bukan Daerah.

Berdasarkan laporan Waseda University Institute of e-Government, Tokyo, Jepang tentang rangking e-government dunia pada tahun 2009, indonesia menduduki peringkat ke -23 dari 34 negara dengan penyelenggaraan e-government terbaik di atas India, Afrika Selatan, dan China yang ada di peringkat 24 sampai 26. Meski turun satu peringkat dibanding raihan tahun 2008, tetapi dibandingkan tahun 2007, peningkatan kualitas e-government Indonesia sudah jauh lebih baik. Ketika itu Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara yang diamati menjalankan e-government. Meski memiliki prestasi yang lumayan, tetapi peringkat Indonesia masih di bawah peringkat Thailand dan Malaysia yang ada persis di atas Indonesia.

Oleh karena itu, mari kita wujudkan Sistem Informasi Nasional yang semaksimal mungkin. Karena dengan adanya SIMNAS tersebut, akan mewujudkan kesejahteraan Indonesia terutama dalam bidang Teknologi Informasi. Buktikan kalau Indonesia BISA!!

sumber : Harian Umum Sinar Harapan (2003), pakkatnews.com, indonesiaberprestasi.web.id